Senin, 21 Juni 2010

HUJAN

Pengertian Hujan
Hujan adalah suatu fenomena alam yang kejadiannya begitu acak baik waktu, lokasi, dan besarannya, sehingga sulit diperkirakan. Hujan yang diperhatikan dalam analisis adalah hujan yang tercatat pada stasiun pencatat hujan yang berada dalam DAS yang ditinjau. Umumnya data hujan yang diperlukan adalah 5-20 tahun pencatatan untuk data hujan harian, dan 2-5 tahun pencatatan untuk data hujan jam-jaman. Data yang akan digunakan dipilih atas dasar ketersediaan data yang menerus dan agihan letak stasiunnya.

Jenis Hujan
Berdasarkan atas kejadiannya, hujan dibedakan menjadi:
a.Hujan konvektif:
hujan yang disebabkan karena naiknya udara ke masa yang lebih rapat dan dingin. Hujan ini sangat berubah-ubah dan intensitasnya sangat bervariasi
b.Hujan orografik:
Hujan yang disebabkan oleh pengangkatan mekanis diatas rintangan pegunungan. Didaerah pegunungan, pengaruh orografik sangat menonjol sehingga pola hujan badai cenderung menyerupai pola hujan tahunan rerata.

Pengukuran Hujan
1.Jenis alat ukur
a.Manual:
Alat ukur ini dilengkapi gelas ukur penampung hujan yang dibaca minimal 2 x sehari.


Gambar Alat pencatat hujan

b.Otomatik:
Alat ukur ini dilengkapi dengan alat pencatat otomatis yang menggambarkan sendiri tiap kenaikan hujan yang tertampung di dalam gelas. Bila gelas penuh, air dalam gelas akan tumpah dengan sendirinya sehingga gelas kosong. Data yang tercatat adalah akumulasi hujan tiap periode waktu tertentu. Dengan alat ini bisa diketahui kejadian hujan dalam satuan waktu yang singkat (bisananya dibaca per menit). Data dari alat pencatat ini umum digunakan untuk menghitung intensitas hujan atau agihan hujan jam-jaman.

2.Penempatan alat ukur
Alat pencatat hujan ditempatkan pada daerah terbuka dengan ketinggian diatas permukaan tanah 2m (standar). Jarak benda lain terhadap alat ukur ini ditentukan berdasar pandangan 45 drajat dari alat ukur.


Gambar Contoh penempatan alat pencatat hujan yang salah

3.Hujan titik
Hujan yang tercatat pada alat ukur adalah hujan titik. Kualitas data hujan sangat beragaman tergantung alat, pengelola, dan sistem arsip. Data hujan yang hilang tidak dapat diisi.

Interpretasi Data Hujan
1.Hujan wilayah
Untuk keperluan analisis hujan rancangan, diperlukan data hujan daerah aliran sungai atau hujan kawasan harian maksimum tahunan. Hujan kawasan dapat ditentukan berdasarkan hujan titik dengan berbagai cara yang ada, yakni Rerata Aljabar, Poligon Thiessen, atau Isohiet. Dari 3 cara yang disebutkan, cara Isohiet menghasilkan ketelitian paling tinggi, tetapi kurang didukung dengan ketersediaan data. Cara Poligon Thiessen lebih umum digunakan dalam beragam analisis. Persamaan tiap cara untuk mendapatkan hujan wilayah adalah sebagai berikut:

Cara Rerata Aljabar:
Cara ini berdasarkan asumsi bahwa semua alat penakar curah hujan memiliki pengaruh yang setara, sehingga cocok untuk kawasan dengan topografi datar dengan sebaran alat penakar curah hujan yang merata dan harga individual curah hujannya tidak terlalu jauh dari harga rata–ratanya.


Cara Poligon Thiessen
Cara ini dikenal juga sebagai cara rata–rata timbang (weighted mean). Cara ini memberikan proporsi luasan daerah pengaruh pos penakar hujan untuk mengakomodasi ketidakseragaman jarak. Daerah pengaruh dibentuk dengan menggambarkan garis–garis sumbu tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan dua pos penakar terdekat. Diasumsikan bahwa variasi hujan antara pos yang satu dengan lainnya adalah linier dan sembarang pos dianggap dapat mewakili kawasan terdekat.


dengan:
P = hujan wilayah (mm)
PN = hujan masing-masing stasiun pencatat hujan (mm)
Aw = luas wilayah (Km2)
AN = luas masing-masing poligon (Km2)
N = jumlah stasiun pencatat hujan

Cara Isohiet:


dengan:
Ai = luas antara dua garis isohiet (Km2)

Karakteristik hujan yang perlu ditinjau dalam analisis dan perencanaan hidrologi antara lain :
1.Tinggi hujan (d) = jumlah atau kedalaman hujan yang terjadi selama durasi hujan dan dinyatakan dalam ketebalan air di atas permukaan datar (mm).
2.Lama waktu / durasi (t) = adalah lama waktu hujan turun dalam satuan waktu (menit/jam).
3.Intensitas hujan (I) = laju hujan atau tinggi air per satuan waktu (mm/menit, mm/jam).
4.Frekuensi = jumlah kejadian hujan yang terjadi dan biasanya dinyatakan dengan kala ulang (return period), misalnya sekali dalam 2, 5, 10, 20, 50, 100 tahun
5.Luas (A), adalah luas geografis daerah sebaran hujan.


Gambar Rerata aljabar (kiri), Poligon Thiessen (tengah), Isohiet (kanan)

2.Uji konsistensi (kepanggahan)
Data yang diperoleh dari alat pencatat bisa jadi tidak panggah karena: alat pernah rusak, alat pernah pindah tempat, lokasi alat terganggu, atau terdapat data tidak sah. Uji konsistensi dapat dilakukan dengan lengkung massa ganda (double mass curve) untuk stasiun hujan ≥3 (tiga), dan untuk individual stasiun (stand alone station) dengan cara RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums), Sri Harto (2000). Bila yang didapat lebih kecil dari nilai kritik untuk tahun dan confidence level yang sesuai, maka data dinyatakan panggah. Uji kepanggahan dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan-persamaan berikut:

dengan k = 1, 2, 3, ..., n




dengan:
Yi = data hujan ke-i
Y = data hujan rerata -i
Dy = deviasi standar
n = jumlah data

Untuk uji kepanggahan digunakan cara statistik:
Q = maks Sk**, 0 ≤ k ≤ n, atau
R = Maksimum Sk**-minimum Sk**, dengan 0 ≤ k ≤ n
Nilai kritik Q dan R ditunjukkan dalam Tabel


Tabel Nilai kritik Q dan R

3.Uji jaringan
Beragam referensi menyebutkan jumlah stasiun pencatat hujan yang harus ditempatkan pada DAS dengan persyaratan tertentu seperti luas, ketinggian, dan sebagainya, tanpa menyebutkan penempatannya. Mengingat sifat-sifat hujan, jumlah alat pencatat hujan harus memenuhi kriteria yang sesuai dengan kejadian dan sebarannya. cara Kagan cocok digunakan untuk memperkecil kesalahan Sri Harto dan Sudjarwadi (2000). Gambar B.4 ilustrasi poligon Thiessen dan Gambar B.5 ilustrasi jejaring Kagan. Persamaan yang digunakan dalam cara Kagan adalah sebagai berikut:

Cara Kagan:


dengan:
L = panjang sisi segitiga (Km)
A = luas wilayah (Km2)
N = jumlah stasiun pencatat hujan



dengan:
rd = korelasi antar stasiun dengan jarak d km,
r0 = korelasi antar stasiun dengan jarak yang sangat kecil (± 0 km ),
d = jarak antar stasiun (km),
d0 = radius korelasi.



dengan:
Zl = kesalahan perataan (%)
Cv = koefisien varian
A = luas wilayah (km2)
N = jumlah stasiun hujan



dengan:
Z3 = kesalahan interpolasi (%)
S = standar deviasi


Gambar Contoh Poligon Thieesen Sub


Gambar Contoh Jejaring Kagan

4.Intensitas hujan
Hujan (i) merupakan laju hujan rerata dalam mm/jam untuk suatu wilayah/luasan tertentu. Intensitas hujan tersebut dipilih berdasarkan lama hujan dan kala ulang (T) yang telah ditentukan. Lama hujan biasanya dihampiri dengan waktu konsentrasi (tc) untuk wilayah tersebut, sedang kala ulang didasarkan pada standard yang ada. Besarnya intensitas hujan dapat diperoleh dari lengkung hubungan antara tinggi hujan, lama hujan dan frekuensi atau sering disebut sebagai lengkung hujan seperti yang ditunjukkan pada gambar.


Gambar Contoh lengkung hujan untuk berbagai kala ulang

Sabtu, 19 Juni 2010

BUJUR SANGKAR AJAIB

Ini mungkin agak menyimpang dari dunia teknik sipil, tapi bujur sangkar ajaib ini sengaja saya masukkan dalam materi blog saya karena agar para pembaca blog tau keajaiban dari matematika dan harapannya agar para pembaca nantinya lebih mencintai matematika. Karena dalam teknik sipil sendiri kita tidak akan terpisahkan dari yang namanya persamaan matematika.

Bujur sangkar ajaib adalah sebuah peramainan penjumlahan matematika dimana kita akan memasukkan angka-angka secara acak dari angka 1 sampai n (tergantung jumlah kotak yang terdapat dalam bujur sangkar) sampai terbentuk susunan angka dalam bujur sangkar tersebut yang apabila kita jumlahkan kearah horizontal, vertikal, maupun diagonal akn menghasilkan hasil yang sama. Sebenarnya bujur sangkar ajaib adalah permainan matematika yang sudah lama dikenal dan banyak yang sudah memahaminya dengan baik, tapi bagi para pemula matematika mungkin masih belum memahami gimana cara membuat permainan ini apalagi kalau sampai dengan jumlah kotak yang banyak. Untuk itu disini saya mencoba untuk memberikan sedikit pengetahuan yang saya punya mengenai permainan ini dan bagiamana cara membuatnya. Sebelumnya, cara yang akan saya gunakan disini adalah khusus untuk bujur sangkar yang memiliki jumlah kotak ganjil (3x3, 5x5, 7x7, 9x9, 11x11,….. dst). Dan yang akan saya gunakan sebagai contoh disini adalah bujur sangkar dengan jumlah kotak 5x5.


Gambar Contoh Bujur Sangkar Ajaib 5x5


Cara Membuat:
1.Langkah pertama yang kita lakukan untuk membuat bujur sangkar ajaib dengan jumlah kotak kelipatan angka ganjil adalah meletakkan angka pertama (1) pada tengah atas kotak atau baris pertama kolom ketiga pada contoh bujur sangkar 5x5



2.Kemudian langkah selanjutnya adalah meletakkan angka 2 pada kolom sebelah angka pertama tapi pada baris paling akhir (baris kelima kolom keempat). Itu adalah dua langkah awal yang selalu kita lakukan dalam membuat bujur sangkar ajaib untuk bujur sangkar dengan jumlah kotak kelipatan angka ganjil.



3.Selanjutnya adalah menyusun angka secara urut dalam arah diagonal pada bujur sangkar



4.Jika penyusunan angka secara diagonal terhenti oleh batas garis tepi (seperti gambar di atas), maka angka selanjutya dialihkan ke baris diatasnya dan kolom paling ujung dari bujur sangkar (baris ketiga kolom pertama dalam contoh) kemudian angka disusun kembali dalam arah diagonal seperti awal.



5.Jika penyusunan angka terhenti kembali tapi oleh kotak yang sudah terisi oleh angka sebelumnya (seperti gambar di atas), maka angka selanjutnya cukup dialihkan ke kotak dibawahnya (baris ketiga kolom kedua dalam contoh) kemudian penyusunan angka dilanjutkan kembali.



6.Jika penyusunan angka terhenti kembali, kali ini oleh garis tepi sebelah atas (seperti gambar di atas), maka angka selanjutnya dialihkan ke kolom sebelahnya pada baris paling akhir (baris kelima kolom keempat dalam contoh). Kemudian angka disusun kembali secara diagonal.



7.Penyusunan dilanjutkan terus dengan mengikuti langkah-langkah di atas sampai semua kotak terisi penuh dan menghasilkan nilai yang benar.



8.Setelah anda menemukan hasil yang benar maka langkah selanjutnya adalah mencoba kembali permainan diatas dengan jumlah kotak yang lebih banyak. Anda bisa mencobanya dengan teman-teman anda untuk meningkatkan kemampuan matematika anda. Jika anda terus mencoba permainan ini maka anda akan menemukan rahasia sebuah keajaiban dari matematika dan anda dapat menyusun permaianan ini dengan jumlah kelipatan angka yang lebih besar dengan mudah tanpa mengikuti langkah-langkah di atas. Langkah yang saya tampilkan di atas adalah berdasarkan visualisai saja bukan berdasarkan dari hukum matematika.

SELAMAT MENCOBA

Rabu, 16 Juni 2010

MATERIAL KAYU

Umum
Kayu adalah bahan lignoselulosa yang dihasilkan oleh tumbuhan berkayu yang mempunyai tinggi minimal 7 m (pohon). Kayu adalah Material alam yang dapat diperbaharui, dengan mengelola hutan dengan baik. Material struktur ini memiliki berat jenis yang ringan dan proses pengerjaannya dilakukan dengan alat sederhana. Kayu merupakan bahan alam yang dapat terurai secara sempurna (digunakan secara menyeluruh) sehingga tidak ada istilah limbah pada kayu.

Anatomi Kayu
Senyawa utama penyusun kayu adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin dengan komposisi kira-kira 50% selulosa, 25% hemiselulosa, dan 25% lignin. Secara umum anatomi kayu terdiri dari kulit, kambium, cinicin tahun, kayu gubal, kayu teras, dan inti kayu.


Gambar Anatomi Kayu

Keterangan : A : Kambium
B : Kulit dalam
C : Kulit luar
D : Kayu gubal/sapwood
E : Kayu teras/heartwood
F : Hati/galih
G : Jari-jari kayu

Kulit luar: Bagian yang terluar. Kulit bertugas sebagai pelindung bagian dalam kayu dari pengaruh-pengaruh iklim, serangan serangga dan jamur atau secara mekanis.
Kambium : Jaringan yang berupa lapisan tipis dan bening, yang melingkar pohon. Tugas kambium ke arah luar membentuk kulit yang baru dan ke dalam membentuk kayu
Kayu gubal : Bagian kayu yang terdiri dari sel-sel yang masih hidup, masih berfungsi. Oleh karena itu tugas kayu gubal ini ialah menyalurkan bahan makanan dari daun ke bagian-bagian pohon yang lain.
Kayu teras : Bagian yang terdiri dari sel-sel yang sudah tua atau mati. Kayu teras ini asalnya dari kayu gubal yang makin tua lalu mati, sehingga tidak berfungsi Kayu teras ini hanya sebagai pengokoh tumbuhnya pohon saja. Kayu teras lebih awet dan pada umumnya warna kayu lebih tua daripada kayu gubalnya.
Hati : Merupakan bagian kayu yang berada di pusat pohon. Hati ini asalnya dari kayu awal yaitu kayu yang pertama-tama dibentuk oleh kambium dan bersifat rapuh berupa jaringan gabus.
Pori-pori : sebenarnya pori-pori adalah sel-sel pembuluh kayu yang terpotong, sehingga memberi kesan lobang-lobang kecil (pori-pori). Ukuran besarnya pori-pori ini untuk tiap-tiap jenis kayu berbeda-beda.
Lingkaran tahun/tumbuh : kondisi pertumbuhan pohon ditentukan oleh lingkungan tumbuh, yaitu iklim. Mutu kayu dipengaruhi oleh tebalnya lingkaran tahun, semakin tipis gelang tahun semakin kuat karena dinding sel relative tebal

Sifat-Sifat Fisik Kayu
Sifat fisik kayu adalah perilaku fisika kayu sebagai tanggapan terhadap perubahan kondisi atmosfir atau udara sekitarnya. Sifat fisik kayu secara umum adalah sebagai berikut :

1.Berat jenis dan kerapatan
Berat kayu tergantung kadar lengasnya/kadar air, oleh karena itu sulit mengatakan berat jenis kayu, lebih tepat dipakai kerapatan kayu.
Semakin besar kerapatannya semakin kuat kayunya dan kekerasanya, hal ini menunjukan jumlah sel yang mampu yang mampu mendukung beban.


2.Pengaruh temperature
Kayu merupakan material yang tersusun atas selulosa, lignin dan hemiselulosa yang semuanya terbentuk dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Semua unsur ini mudah terbakar apabila ada peningkatan temperatur ruangan yang berlebihan. Waktu yang diperlukan temperatur untuk membakar kayu tergantung dari kadar air, dimensi kayu, dan kandungan oksigen.
Kayu terbakar mengalami pyrolisis mulai pada suhu 150C-180C
a. Pyrolisis selulosa pada suhu 280C-350C
b. Pyrolisis lignin mulai pada suhu 350C-400C
c. Pyrolisis hemiselulosa pada suhu 450C-500C
Struktur kayu yg mengalami peningkatan suhu akan mengalami penurunan kekuatan

3.Higroskopis
Kayu mempunyai sifat sangat peka terhadap air dan tidak pernah lepas dari pengaruh air diudara. Sifat ini dipengaruhi oleh kadar lengas atau kadar air yang menyebabkan mengembang dan menyusutnya kayu.

4.Kadar air
Kadar air adalah nilai yang menunjukan banyaknya kandungan air yang ada dalam kayu. untuk menggunakan kayu sebagai bahan, baik untuk perabot maupun bangunan, harus banyak diperhitungkan faktor penyusutan. Kayu akan melepas atau mengisap air dari udara disekelilingya, sampai banyaknya air dalam kayu seimbang dengan kadar air udara disekelilingnya, sehingga kadar air kesetimbangan dalam kayu tergantung dari kelembaban udara.
Air yang terkandung dalam kayu dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Air bebas, merupakan yang terdapat dalam rongga sel dan ruang antar sel
b. Air terikat, adalah air yang terikat secara kapiler dalam diding sel
Bila kayu mongering, air bebas akan keluar terlebih dahulu kemudian baru diikuti oleh air terikat. Apabila air bebas yang terkandung dalam kayu sudah keluar, kayu berada dalam keadaan titik jenuh serat atau fiber saturation point, besarnya sekitar 30% untuk semua jenis kayu. Kayu yang kadar airnya rendah lebih kuat dibandingkan kayu dengan kadar airnya masih tinggi.



a.kadar air dari pohon hidup/baru ditebang
b.kadar air dengan air bebas dan air terikat
c.kadar air yang mencapai titik jenuh serat (30%)
d.kayu yang “kering udara” kadar air mencapai antara 0% dan 30%
e.Kayu yang “kering tanur” kadar air mencapai 0%

5.Anisotropik kayu
Anisotropic kayu adalah sifat kayu yang mempunyai perilaku dan tanggapan beban yang berbeda menurut arah yang berbeda. Sifat anisotropic kayu dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Arah longitudinal/axial atau sejajar sumbu pohon.
b. Arah radial atau sejajar dengan arah jari-jari.
c. Arah Tangensial atau tegak lurus jari-jari.
Pada ketiga arah dan bidang ini kayu memiliki perilaku fisik, mekanika, pengembangan dan penyusutan yang berbeda. Sehingga harus menyebutkan arah atau bidang mana yang ditinjau.



R : arah radial
T : arah tangensial
L : arah longitudinal/axial

6.Kembang Susut
Kayu akan mengembang apabila kadar lengasnya bertambah dan menyusut bila kadar lengasnya berkurang.
Besar kecilnya pengembangan dan penyusutan kayu dipengaruhi oleh :
a. arah longitudinal < radial < tangensial
b. arah longitudinal = 0,1 s/d 0,3%
c. Arah radial = 2 s/d 8%
d. Arah tangensial = 4 s/d 14%
e. Volumetric = 7 s/d 21%
Susut kayu menyebabkan berbagai cacat kayu seperti:
• Pecah-pecah pada permukaan kayu
• Melengkung pada proses pengeringan


7.Sifat listrik
Kayu dapat sebagai bahan penyekat listrik yang baik. Daya hantar listrik ini tergantung kadar lengas kayu. Semakin tinggi kadar lengasnya semakin besar daya hantar listriknya.


Sifat-Sifat Mekanika Kayu
Sifat mekanika kayu adalah sifat kayu terhadap beban luar yang mengenainya. Sifat mekanika dari kayu memiliki nilai yang berbeda untuk nilai beban yang sama tergantung dari arah serat yang dikenai beban. Untuk perhitungan selanjutnya hanya dibedakan dua buah sumbu saja yaitu gaya sejajar serat dan gaya tegak lurus serat karena sifat mekanika kearah tangensial dan radial yang hampir sama.

Sifat-sifat mekanik kayu antara lain :
a.Kuat tekan // serat: untuk menetukan beban yang dapat dipikul kolom pendek.

b.Kuat ┴ serat: untuk rancangan sambungan-sambungan antara kayu dalam bangunan dan balok gelagar


Gambar contoh pengujian Kuat tekan ┴ serat pada kayu

c.Kuat tarik // serat: untuk batang-batang yang menerima tarikan


Gambar contoh pengujian Kuat tarik // serat pada kayu

d.Kuat geser // serat: untuk menentukan kapasitas beban yang dapat dipikul balok


Gambar contoh pengujian Kuat geser // serat pada kayu

e.Keuletan: ukuran banyaknya kerja yang dikeluarkan untuk memecahkan contoh uji dengan pukulan/impact
f.Kekenyalan: diukur dengan banyak energi yang diserap apabila sepotong kayu dibengkokan dalam kisaran elastisitasnya.
g.Kekerasan: berhubungan dengan ketahanan terhadap aus seperti pada lantai
h.MOE: ukuran ketahan pembekokan, yaitu berhubungan langsung dengan kekakuan gelagar dan faktor untuk kekuatan kolom.
i.MOR: menentukan beban yang dapat dipikul balok.

Dari sifat-sifat mekanik inilah yang kemudian menentukan besarnya kekuatan kayu itu sendiri. Dilihat dari arah beban yang mempengaruhinya, maka secara mekanik sifat dari kayu ditinjau dari segi kekuatannya untuk nilai pembebanan yang sama adalah:

a.Kayu lebih kuat menahan gaya tarik sejajar serat dari pada tegak lurus serat (σ tarik // > σ tarik ┴)



b.Kayu lebih kuat menahan tarikan dari pada desakan (σ tarik // > σ desak //)



c.Kayu lebih kuat menahan desakan searah serat daripada tegak lurus serat (σ desak // > σ desak ┴)



d.Kayu lebih kuat mendukung gaya geser tegak lurus arah serat daripada menurut arah serat (kuat geser ┴ serat > kuatgeser// serat)


Modulus Elatisitas Kayu
Modulus elastisitas kayu berbeda dengan modulus elastisitas pada baja, karena batas kenyal yang dimiliki kayu tidak begitu jelas, hanya diagram σ/ ε yang didapat pada bagian yang lurus sebelum membengkok dan titik pertemuan ini merupakan batas proposional yang akhirnya dianggap sebagai batas kenyal. Batas tegangan proposional untuk kayu umumnya 75% dari tegangan patah.


Diagram Untuk Menentukan Nilai Tegangan Elastisitas Pada Kayu

Minggu, 13 Juni 2010

RIGID PAVEMENT

Rigid pavement atau perkerasan kaku adalah jenis perkerasan jalan yang menggunakan beton sebagai bahan utama perkerasn tersebut, merupakan salah satu jenis perkerasan jalan yang digunakn selain dari perkerasan lentur (asphalt). Perkerasan ini umumnya dipakai pada jalan yang memiliki kondisi lalu lintas yang cukup padat dan memiliki distribusi beban yang besar, seperti pada jalan-jalan lintas antar provinsi, jembatan layang (fly over), jalan tol, maupun pada persimpangan bersinyal. Jalan-jalan tersebut umumnya menggunakan beton sebagai bahan perkerasannya, namun untuk meningkatkan kenyamanan biasanya diatas permukaan perkerasan dilapisi asphalt. Keunggulan dari perkerasan kaku sendiri disbanding perkerasan lentur (asphalt) adalah bagaimana distribusi beban disalurkan ke subgrade. Perkerasan kaku karena mempunyai kekakuan dan stiffnes, akan mendistribusikan beban pada daerah yangg relatif luas pada subgrade, beton sendiri bagian utama yangg menanggung beban struktural. Sedangkan pada perkerasan lentur karena dibuat dari material yang kurang kaku, maka persebaran beban yang dilakukan tidak sebaik pada beton. Sehingga memerlukan ketebalan yang lebih besar.


Gambar Distribusi Pembebanan Pada Perkerasan Kaku dan Perkerasan Lentur

Pada konstruksi perkerasan kaku, perkerasan tidak dibuat menerus sepanjang jalan seperti halnya yang dilakukan pada perkerasan lentur. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pemuaian yang besar pada permukaan perkerasn sehingga dapat menyebabkan retaknya perkerasan, selain itu konstruksi seperti ini juga dilakukan untuk mencegah terjadinya retak menerus pada perkerasan jika terjadi keretakan pada suatu titik pada perkerasan. Salah satu cara yang digunakan untuk mencegah terjadinya hal diatas adalah dengan cara membuat konstruksi segmen pada perkerasan kaku dengan sistem joint untuk menghubungkan tiap segmennya.


Joint (Sambungan)

Joint atau sambungan adalah alat yang digunakan pada perkerasan kaku untuk menghubungkan tiap segmen pada perkersan. Berfungsi untuk mendistribusikan atau menyalurakan beban yang diterima plat atau segment yang satu ke saegment yang lain, sehingga tidak terjadi pergeseran pada segmen akibat beban dari kendaraan.


Gambar Pengaruh Joint Pada Perkerasan Akibat Beban

Ada tiga dasar jenis joint yang digunakan pada perkerasan beton yaitu, constraction, construction dan isolasi jaoint, disain yang diperlukan untuk setiap jenis tergantung pada orientasi joint terhadap arah jalan (melintang atau memanjang). Faktor yg penting pada joint adalah berarti secara mekanis menyambungkan plat, kecuali pada isolasi joint, dengnn penyambungan membantu penyebaran beban pada satu plat kepada plat lainnya. Dengan menurunnya tegangan didalam beton akan meningkatkan masa layan pada join dan plat.

1.Constraction Joint
Contraction joint diperlukan untuk mengendalikan retak alamiah akibat beton mengkerut, kontraksi termal dan kadar air dalam beton. Contraction joint umumnya melintang tegak lurus as jalan, tetapi ada juga yg menggunakan menyudut terhadap as jalan untuk mengurangi beban dinamis melintas tidak satu garis.


Gambar Contraction joint

2.Construction Joint
Construction joint adalah bila perkerasan beton dilakukan dalam waktu yang berbeda, transfer construction joint diperlukan pada akhir segmen pengecoran, atau pada saat pengecoran terganggu, atau melintas jalan dan jembatan. Longitudinal contruction joint adalah pelaksanaan pengecoran yang dilakukan pada waktu yang berbeda atau joint pada curb, gutter atau lajur berdekatan.


Gambar Construction joint

3.Isolation Joint
Isolation joint adalah memisahkan perkerasan dari objek atau struktur dan menjadikannya bergerak secara independen. Isolation joint digunakan bila perkerasan berbatasan dengan manholes, drainase, trotoar bangunan intersection perkerasan lain atau jembatan. Isolation joint yang dipakai untuk jembatan harus memakai dowel sebagai load transfer, harus dilengkapi dengan close-end expansion cap supaya joint bisa mengembang dan menyusut, panjang cap 50 mm, dengan kebebasan ujung 6 mm. Setengah dari dowel dengan cap harus diminyaki untuk mencegah ikatan supaya bisa bergerak secara horizontal. Isolasi joint pada intersection atau ramp tidak perlu diberi dowel sehingga pergerakan horizontal dapat terjadi tanpa merusak perkerasan. Untuk mengurangi tekanan yang terjadi pada dasar plat, kedua ujung perkerasan ditebalkan 20 %^ sepanjang 150 mm dari joint. Isolation joint pada inlet drainase, manholes dan struktur penerangan tidak perlu ditebalkan dan diberi dowel.


Gambar Isolation joint

Berdasarkan sistem joint yang digunakan, perkerasan kaku dibagi menjadi 3 yaitu :
1.Jointed Plain Concrete Pavement (JPCP)
2.Jointed Reinforced Concrete Pavement (JRCP)
3.Continuously Reinforced Concrete Pavement (CRCP)

1.Jointed Plain Concrete Pavement (JPCP)
Perkeraan JPCP mempunyai cukup joint untuk mengendalikan lokasi semua retak secara alamiah yg diperkirakan, retak diarahkan pada joint sehingga tidak terjadi di sembarang tempat pada perkerasan.
JPCP tidak mempunyai tulangan, tetapi mempunyai tulangan polos pada sambungan melintangnya yang berfungsi sebagai load transfer dan tulangan berulir pada sambungan memanjang.


Gambar Jointed Plain Concrete Pavement

2.Jointed Reinforced Concrete Pavement (JRCP)
Jointed Reinforced Concrete Pavement (JRCP) mempunyai penulangan anyaman baja yang biasa disebut distributed steel, jarak joint bartambah panjang dan dengan adanya penulangan, retak diikat bersama didalam plat. Jarak antara joint biasanya 10 m (30 feet) atau lebih bahkan bisa 100 feet.


Jointed Reinforced Concrete Pavement

3.Continuously Reinforced Concrete Pavement (CRCP)
Continuously Reinforced Concrete Pavement (CRCP), tidak memerlukan transferse contraction joint, retak diharapkan terjadi pada plat biasanya dengn interval 3-5 ft. CRCP didisain dengan penulangan 0,6-0,7 % dari penampang plat, sehingga retak dipegang bersama. CRCP lebih mahal dari perkerasan yang lainnya, namun dapat tahan lama dan biasanya dipakai untuk heavy urban traffic.


Gambar Continuously Reinforced Concrete Pavement

Rabu, 09 Juni 2010

Alat-alat Berat

TRAKTOR

Alat untuk mengubah energi mesin menjadi energi mekanik. Traktor merupakan prime mover (penggerak utama) dari sebagian alat-alat besar.

Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih traktor:
1.Ukuran yang diperlukan untuk pekerjaan tertentu, sehingga alat tersebut betul-betul
efektif.
2.Macam pekerjaan yang akan dikerjakan: menarik scrapper, mengerjakan ripping dan lain-lain.
3.Kondisi tempat bekerja
4.Traksi yang tersedia pada traktor
5.Haul distance
6.Pengangkutan ke tempat kerja
7.Pekerjaan lanjutan setelah pekerjaan pertama selesai, dll

TRAKTOR DIBEDAKAN MENJADI :
A. Crawler Tractor (Traktor Roda Kelabang)
Penting dan banyak digunakan dalam dunia konstruksi. Penggunaannya antara lain:
1.Sebagai tenaga penggerak untuk mendorong dan menarik beban
2.Sebagai tenaga penggerak untuk winch dan alat angkut
3.Sebagai tenaga penggerak blade (bulldozer)
4.Sebagai tenaga penggerak front-end bucket loader

Tipe Traktor Roda Rantai

a.Standard: rantai biasa
b.Swampy: Mempunyai tekanan pada tanah rendah sekali (Low Ground Pressure), cocok digunakan di rawa, tanah lempung, dsb.


Gambar Jenis Traktor dengan roda rantai

B. Wheel Tractor (Traktor Roda Karet)
Penggunakan Wheel Tractor dimaksudkan untuk mendapatkan kecepatan yang lebih besar, konsekuensinya tenaga tariknya menjadi lebih kecil

Tipe-tipe Wheel Tractor
1.Traktor Dua Roda
a.Kemungkinan gear yang lebih besar
b.Traksi lebih besar, karena seluruh berat yang ada dilimpahkan kepada dua roda
c.Rolling Resistance (tahanan gelinding) lebih becil, karena jumlah roda lebih sedikit
d.Pemeliharaan ban lebih sedikit
2.Traktor Empat Roda
a.Lebih confortable untuk dikemudikan
b.Pada jalan lebih buruk lebih stabil
c.Kemungkinan menggunakan kecepatan yang lebih besar


Gambar Jenis Traktor dengan roda karet


BULLDOZER

Pada dasarnya merupakan alat yang menggunakan traktor sebagai penggerak utama. Disebut Bulldozer karena traktor dilengkapi dengan dozer attachment, dalam hal ini attachmentnya adalah blade.

Bulldozer adalah merupakan salah satu jenis dozer untuk mendorong lurus ke depan, selain ada juga jenis dozer yang dapat mendorong ke samping (biasanya sudut serongnya 25°)

Fungsi dari Bulldozer antara lain:
1.Membersihkan medan dari kayu-kayu, tonggak-tonggak pohon dan batu-batuan
2.Membuka jalan kerja di pegunungan maupun di daerah bebatuan
3.Memindahkan tanah yang jauhnya hingga 300 feet atau ± 90 m
4.Menarik scrapper
5.Menghampar tanah isian/urugan
6.Menimbun kembali trencher
7.Pembersihan sites/medan
8.Pemeliharaan jalan kerja
9.Menyiapkan material-material dari soil borrow pit dan quarry pit

JENIS-JENIS DOZER
Berdasarkan alat geraknya dibedakan:
1.Crawler Tractor Dozer (dengan roda rantai/belabang)

Crawler Dozer

2.Wheel Tractor Dozer (dengan roda baret)

Wheel Dozer


LOADER

Loader adalah alat pemuat material hasil galian/gusuran alat lain yang tidak dapat langsung dimuatkan ke alat angkut, misalnya Bulldozer, Grader, dll. Pada prinsipnya Loader adalah alat pembantu untuk memuatkan dari stockpile ke kendaraan angkut atau alat-alat lain, di samping dapat juga berfungsi untuk pekeriaan awal, misalnya clearing ringan, menggusur bongkaran, menggusur tonggak kayu kecil, menggali fondasi basement, dan lain-lain. Sebagai pengangkut material dalam jarak pendek juga lebih baik dari pada Bulldozer, karena pada Bulldozer ada material yang tercecer, sedang pada Loader material tidak ada yang tercecer.

Macam Loader ditinjau dari alat untuk bergeraknya dibedakan dua macam:
1.Loader dengan roda rantai (crawler mounted)

Crawler Mounted

2.Loader dengan roda karet (wheel loader)

Wheel Loader

CARA KERJA LOADER
Loader bekerja dengan gerakan dasar pada bucket dan cara membawa muatan untuk dimuatkan ke alat angkut atau alat yang lain. Gerakan bucket yang penting ialah menurunkan bucket diatas permukaan tanah, mendorong ke depan (memuat /menggusur), mengangkat bucket, membawa dan membuang muatan. Apabila material harus dimuatkan ke alat angkut, misalnya truk, ada beberapa cara pemuatan ialah :
a.V loading, ialah cara pemuatan dengan lintasan seperti bentuk huruf V,
b.L loading, truk di belakang Loader, kemudian lintasan seperti membuat garis tegak lurus,
c.cross loading, cara pemuatan dengan truk juga ikut aktif,
d.overhead loading, dengan Loader khusus, bucket dapat digerakkan melintasi di atas kabin opeator.



PERALATAN PENGANGKUT (TRUK)


Truk adalah alat yang khusus digunakan sebagai alat angkut karena kemampuannya, misalnya dapat bergerak cepat, kapasitas besar dan biaya operasinya relatif murah. Alasan lain penggunaan truk sebagai alat angkut ialah karena kebutuhan truk mudah diatur dengan produksi alat-alat gali, sehingga truk sangat luwes dalam pengorganisasian dengan alat-alat yang lain. Hal ini sangat bermanfaat bagi penghematan biaya operasi pelaksanaan proyek.
Salah satu syarat yang perlu dipenuhi agar truk dapat digunakan dengan baik dan efektif adalah adanya jalan angkut yang rata dan cukup kuat atau keras. Khusus untuk jalan angkut yang kurang baik dapat menggunakan truk yang disebut dengan cross country ability yang harga dan biaya operasinya lebih tinggi dan pada truk biasa. Beberapa hal yang membedakan macam truk adalah :
a.ukuran dan bahan bakar yang digunakan,
b.banyaknya gigi perseneling (gear),
c.banyaknya roda gerak, misalnya dua, empat dan enam,
d.susunan roda-roda dan banyaknya sumbu (gandar),
e.kemampuan angkut, dalam ton atau m3,
f.cara membuang muatan, misalnya rear dump, side dump dan bottom dump.

Untuk pekerjaan konstruksi sipil umumnya digunakan truk yang dapat membuang muatan dari bak secara otomatis. Truk semacam ini disebut dengan dump truck atau tipping truck. Penumpahan muatan (dumping) dilakukan dengan cara hidrolis yang menyebabkan bak terangkat pada satu sisi, sedang sisi lain yang berhadapan berputar sebagai engsel. Dengan membedakan arah muatan ditumpahkan dump truck dibedakan dalam 3 macam ialah :
1.rear dump truck yang membuang muatan ke belakang,
2.side dump truck yang membuang muatan ke samping,
3.bottom dump truck yang membuang muatan melalm bawah bak.

Dump truck yang ada terdiri dari berbagai ukuran dengan kapasitas angkut 3 ton sampai 20 ton, yang pemilihannya dapat disesuaikan dengan kondisi pekerjaannya.
Kemampuan truk untuk memuat dinyatakan dalam berat muatan, misalnya ton, atau dalam kapasitas bak, misalnya m3. Untuk menyatakan kapasitas dibedakan dalam kapasitas peres (struck) atau kapasitas munjung (heaped). Kapasitas munjung sangat dipengaruhi oleh keadaan jalan angkut yang dilewati, karena bahan yang diangkut akan mudah tercecer jika jalan angkut kurang baik, sehingga kapasitas munjung akan menjadi lain.


Dump Truk


ALAT PAMPAT TANAH (COMPACTOR)

Untuk pekerjaan-pekerjaan landasan pesawat terbang, jalan raya, tanggul-tanggul stabilitas tanah mutlak diperlukan. Berbagai cara dilakukan dalam usaha pemampatan tanah secara mekanis yaitu dengan cara penggilasan menggunakan roller (penggilas). Klasifikasi roller yang banyak dikenal antara lain:
1.Berdasar cara bergeraknya, ada yang bergerak sendiri (self propelled) dan ada yang ditarik traktor (towed).
2.Berdasar bahan roda-roda penggilasnya, ada yang terbuat dari baja (steel wheel) dan ada yang terbuat dari karet (pneumatic).
3.Dilihat dari bentuk permukaan roda, ada yang bentuk permukaannya halus (plain), segment, grid, sheepfoot (kaki domba) dan lain-lain.
4.Dilihat dari susunan roda-roda gilas, ada yang beroda tiga (three wheel), tandem roller (roda dua) dan three axle tandem roller.
5.Alat penggilas khusus, misalnya vibrating roller bekerja menggunakan getaran sebagai unsur utama dalam usaha pemampatan tanah.

Pemampatan adalah usaha untuk mengurangi rongga-rongga udara dan air yang semula ada di antara butir-butir sehingga dihilangkan atau dibatasi pada proporsi dan syarat-syarat yang ditentukan dalam percobaan-percobaan laboratorium tanah.

Jenis-Jenis Compactor
1.Penggilas Roda Tiga
Penggilas roda tiga (three sheet roller) merupakan alat penggilas yang tertua dan sampai sekarang masih digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan pemampatan. Three wheel roller ini digunakan untuk usaha-usaha pemampatan lapisan yang terdiri dari bahan-bahan yang berbutir kasar, misalnya untuk pembuatan jalan macadam (sering disebut sebagai macadam roller).

2.Tandem Roller
Three axle tandem roller digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berat seperti mengerjakan landasan pesawat terbang dan lain-lainnya. Konstruksi dari three axle tandem apabila ditambah satu roda depan (guide roll) yang dipasang pada perpanjangan overhead frame disebut walking beam, yang dapat bergerak bebas naik turun mengikuti ketidakrataaan permukaan jalan, sehingga satuan tekanan per satuan lebar rol dapat dipertahankan besamya. Walking beam dapat juga dikunci, sehingga dapat bergerak ke atas saja apabila permukaan jalan tidak rata.

Tandem Roller

3.Vibration Roller
Vibration roller adalah termasuk tandem roller, yang cara pemampatannya menggunakan efek getaran, dan sangat cocok digunakan pada jenis tanah pasir atau kerildl berpasir. Efisiensi pemampatan yang dihasilkan sangat baik, karena adanya gaya dinamis terhadap tanah. Butir-butir tanah cenderung akan mengisi bagian-bagian yang kosong yang terdapat di antara butir-butimya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemampatan dengan vibration roller ialah frekwensi getaran, amplitude dan gaya sentrifugal.

4.Meshgrid Roller
Pengaruh plain wheel roller, terhadap kemampatan yang dihasilkan adalah dan atas ke bawah. yang artinya bagian atas akan mencapai kemampatan terlebih dahulu dan pada bagian bawah. Hal ini karena penampang melintang pengaruh tekanan roda gilas ke dalam lapisan tanah berbentuk trapesium (gambar di bawah), sehingga tekanan per satuan luas di bagian atas lebih besar dari pada bagian bawah. Jika tebal lapisan vang harus dipampatkan besar, maka tekanan per satuan luas ini untuk bagian bawah sudah tidak cukup besar untuk mencapai kepampatan yang diharapkan

5.Segment Roller
Untuk tanah yang banyak mengandung lempung (tanah liat), terutama tanah yang basah, grid roller kurang memberi hasil yang baik, karena tanah akan tertinggal di antara batang-batang besi anyaman roda. Untuk menghindari hal tersebut dapat digunakan segment roller yang rodanya tersusun dari lempengan-lempengan baja kecil-kecil. yang akan memberi tekanan per satuan luas cukup besar dan dapat masuk ke dalam tanah, sehingga terjadi pemampatan langsung dari bawah.

Segment Roller

6.Sheepfoot Roller
Sheepfoot roller ini termasuk adalah alat pampat yang melindas dari bawah. Bagian utama roller ini berupa drum yang sekelilingnya diberi kaki-kaki, sehingga tekanan roller dapat terpusat pada kepala kaki yang merupakan bidang-bidang kecil dan memberikan tekanan per satuan luas yang besar.
Sheepfoot roller ini merupakan alat pampat yang ditarik, dan pada waktu ditarik kaki-kaki domba akan masuk ke dalam lapisan tanah, dan dinding drum yang ada pada permukaan lapisan akan memberikan kemampatan sementara. Sehingga tebal lapisan yang efektif untuk pemampatan dengan sheepfoot roller ini antara 20 -25 sentimeter, dan bahan tanah yang cocok untuk sheepfoot roller ini adalah tanah yang banyak mengandung lempung.

Sheepfoot


EXCAVATOR

Alat-alat gali sering disebut sebagai excavator, yang mempunvai bagian-bagian utama antara lain:
1.Bagian atas yang dapat berputar (revolving unit),
2.Bagian bawah untuk berpindah tempat (travelling unit), dan
3.Bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat diganti sesuai pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Attachment yang penting kita ketahui adalah crane, dipper shovel, backhoe, dragline dan clamshell. Bagian bawah excavator ini ada yang digunakan roda rantai (track/crawler) dan ada yang dipasang di atas truk (truck mounted). Umumnya excavator mempunyai tiga pasang mesin pengerak pokok yaitu :
1.Penggerak untuk mengendalikan attachment, misalnya untuk gerakan menggali mengangkat dan sebagainya,
2.Penggerak untuk memutar revolving unit berikut attachment yang dipasang
3.Penggerak untuk menjalankan excavator pindah dan satu tempat ke tempat lain

Excavator adalah alat yang bekerjanya berputar bagian atasnya pada sumbu vertikal di antara sistem roda-rodanya, sehingga excavator yang beroda ban (truck mounted), pada kedudukan arah kerja attachment tidak searah dengan sumbu memanjang sistem roda-roda, sering terjadi proyeksi pusat berat alat yang dimuati berada di luar pusat berat dari sistem kendaraan, sehingga dapat menyebabkan alat berat tergulmg. Untuk mengurangi kemungkinan terguling ini diberikan alat yang disebut out-triggers.




Beberapa contoh jenis Excavataor


BACKHOE


Backhoe sering juga disebut pull shovel, adalah alat dari golongan shovel yang khusus dibuat untuk menggali material di bawah pennukaan tanah atau di bawah tempat kedudukan alatnya. Galian di bawah permukaan ini misalnya parit, lubang untuk fondasi bangunan, lubang galian pipa dan sebagainya. Keuntungan backhoe ini jika dibandingkan dragline dan clamshell ialah karena backhoe dapat menggali sambil mengatur dalamnya galian yang lebih baik. Karena kekauan konstruksinya, backhoe ini lebih menguntungkan untuk penggalian dengan jarak dekat dan memuatkan hasil galian ke truk.
Tipe backhoe dibedakan dalam beberapa hal antara lain dari alat kendali dan undercarriage nya.

Menurut alat kendali:
1.Dengan kendali kabel (cable controlled)
2.Dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled)

Menurut undercarriage nya:
1.Roda rantai (crawler mounted)
2.roda karet (wheel mounted)

Cara Kerja Backhoe
Sebelum mulai bekerja dengan backhoe sebaiknya kita pelajari lebih dahulu kemampuan alat seperti yang diberikan oleh pabrik pembuatnya, terutama mengenai jarak jangkauan, tinggi maksimal pembuangan dan dalamnya galian yang mampu dicapai, karena kemampuan angkat alat ini tidak banyak berpengaruh terhadap kemampuan standar alatnya.
Untuk mulai menggali dengan backhoe bucket dijulurkan ke depan ke tempat galian, bila bucket sudah pada posisi yang diinginkan lalu bucket diayun ke bawah seperti dicangkulkan, kemudian lengan bucket diputar ke arah alatnya sehingga lintasannya seperti terlihat pada gambar di bawah. Setelah bucket terisi penuh lalu diangkat dari tempat penggalian dan dilakukan swing, dan pembuangan material hasil galian dapat dilakukan ke truk atau tempat yang lain.


Wheel Backhoe


Crawler Backhoe


POWER SHOVEL

Dengan memberikan shovel attachment pada excavator, maka didapatkan alat yang disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk pekerjaan menggali tanah tanpa bantuan alat lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat untuk membuat timbunan bahan persediaan (stock pilling).
Pada umumnya power shovel ini dipasang di atas crawler mounted, karena diperoleh keuntungan yang besar antara lain stabilitas dan kemampuan floatingnya. Power shovel di lapangan digunakan terutama untuk menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan alat. Macam shovel dibedakan dalam dua hal, ialah shovel dengan kendali kabel (cable controlled), dan shovel dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled).

Cara Kerja/Power Shovel
Pada dasarnya gerakan-gerakan selama bekerja dengan shovel ialah:
1.maju untuk menggerakkaa dipper menusuk tebing,
2.mengangkat dipper/bucket untuk mengisi,
3.mundur untuk melepaskan dari tanah/tebing,
4.swing (memutar) untuk membuang (dump),
5.berpindah jika sudah jauh dan tebing galian, dan
6.menaikkan/menurunkan sudut boom jika diperlukan


Power Shovel


DRAGLINE

Dragline adalah alat untuk menggali tanah dan memuatkan pada alat-alat angkut. misalnya truk atau ke tempat penimbunan yang dekat dengan tempat galian. Pada umumnya power shovel sampai dengan kapasitas 2.5 cu-yd dapat diubah menjadi dragline, dengan melepas boom shovel diganti boom dan bucket dragline.
Untuk beberapa proyek. power shovel atau dragline digunakan untuk menggali, tetapi dalam beberapa hal, dragline mempunyai keuntungan yang umumnya disebabkan oleh keadaan medan dan bahan yang perlu digali. Dragline biasanya tidak perlu masuk ke dalam tempat galian untuk melaksanakan pekerjaannya, dragline dapat bekerja dengan ditempatkan pada lantai kerja yang baik, kemudian menggali pada tempat yang penuh air atau berlumpur Jika hasil galian terus dimuat ke dalam truk, maka truk tidak periu masuk ke dalam lubang galian yang kotor dan berlumpur yang menyebabkan teriebaknya truk tersebut. Dragline sangat baik untuk penggalian pada parit-parit, sungai yang tebingnya curam, sehingga kendaraan angkut tidak periu masuk ke lokasi penggalian.
Satu kerugian dalam menggunakan dragline untuk menggali ialah produksinya yang rendah, antara 70% - 80% dibandingkan dengan power shovel untuk ukuran yang sama.
Macam dragline ada tiga tipe ialah crawler mounted, wheel mounted dan truck mounted. Crawler mounted digunakan pada tanah-tanah yang mempunyai daya dukung kecil sehingga floating-nya besar, tetapl kecepatan geraknya rendah dan biasanya diperlukan bantuan alat angkut untuk membawa alat sampai ke lokasi pekerjaan.

Cara Kerja Dragline
Penggalian dimulai dengan swing pada keadaan bucket kosong menuju ke posisi menggali, pada saat yang sama drag cable dan hoist cable dikendorkan, sehingga bucket jatuh tegak lurus ke bawah.
Sesudah sampai di tanah maka drag cable ditarik, sementara hoist cable digerak-gerakkan agar bucket dapat mengikuti permukaan tebing galian sehingga dalamnya lapisan tanah yang terkikis dalam satu pass dapat teratur, dan terkumpul dalam bucket. Kadang-kadang hoist cable dikunci pada saat penggalian, berarti pada saat drag cable ditarik, bucket bergerak mengikuti lingkaran yang berpusat pada ujung boom bagian atas. Keuntungan cara ini ialah bahwa tekanan gigi bucket ke dalam tanah adalah maksimal.
Setelah bucket terisi penuh, sementara drag cable masih ditarik, hoist cable dikunci sehingga bucket terangkat lepas dari pennukaan tanah. Hal ini untuk menjaga agar muatan tidak tumpah, juga dijaga posisi dump cable tetap tegang dan tidak berubah kedudukannya. Kemudian dilakukan swing menuju tempat (dump)nya material dari bucket. Sebaiknya truk ditempatkan sedemikian rupa sehingga swing tidak melewati kabin truk. Jika bucket sudah ada di atas badan truk, drag cable dikendrokan bucket akan terjungkir ke bawah dan muatan tertuang.


Dragline


CLAMSHELL

Clamshell adalah alat gali yang mirip dengan dragline yang hanya tinggal mengganti bucketnya saja. Clamshell terutama digunakan untuk mengerjakan bahan-bahan lepas, seperti pasir, kerikil, lumpur dan lain-lainnya. Batu pecah dan batubara dapat juga diangkut secara massa oleh clamshell.
Clamshell bekerja dengan mengisi bucket, mengangkat secara vertikal ke atas, kemudian gerakan swing dan mengangkutnya ke tempat yang dikehendaki di sekelilingnya untuk kemudian ditumpahkan ke dalam truk, atau alat-alat angkut lain, atau hanya menimbun saja. Karena cara mengangkat dan membuang muatan vertikal, maka clamshell cocok untuk pekerjaan pengisian pada hopper yang lebih tinggi letaknya.

Bucket Clamshell
Bucket clamshell yang digunakan terdapat dalam berbagai ukuran, mempunyai dua macam bucket yakni :
1.Heavy duty bucket, yang dilengkapi dengan gigi yang dapat dilepas, digunakan untuk penggalian
2.Light duty bucket, untuk mengangkat bahan ringan, tanpa dilengkapi oleh gigi-gigi.

Kapasitas bucket dihitung dalam 3 macam ukuran yaitu:'
1.Water level capasity adalah kapasitas bucket dimana bucket terendam air (digantungkan setinggi permukaan air)
2.Plate line capacity, adaleh kepasitas, dimana bucket terisi rata mengikuti! garis sepanjang puncak clamshell
3.Heaped capacity, adalah kapasitas bucket munjung


Calmshell